Tentang Seuntai Kata Itu


    Lusa  malam aku terkepung oleh rasa yang mati, oleh seuntai kata yang menusuk terlalu dalam.  Kata-kata itu seolah ingin membunuhku,kata-kata yang terpampang di jejaring social,  tahukah kau apa itu?? Sebuah kata yang mempunyai makna dalam, dimana ketika aku membacanya, kata itu mampu mempercepat aliran darah yang mengalir di nadiku. Entah itu hanya sebuah kata ataupun justru itu realitas yang ada. Entahlah..
    Dalam hati aku hanya bisa menebak-nebak, apa yang sedang terjadi. Kata-kata itu sungguh menyakitkan, meskipun itu di tulis oleh temanmu, bukan olehmu. Namun aku melihatnya, bukan hanya sekali, namun beberapa kali, akupun mendapatkannya bukan hanya dari satu sumber, namun dari beberapa sumber. Apakah itu disebut hanya sebuah fiktif?? Atau hanya ilusi semata?? Entahlah..
   Aku berusaha mencari jawaban akan hal ini ,yaa,  aku mencoba bertanya kepada orang-orang terdekatmu. Namun yang aku peroleh hanya suatu bayangan, yaa sebuah jawaban yang samar. Aku mencoba merenung dan diam, apa ini??? Kenapa hati ini bergejolak?? Kenapa hati merasa terlukai??. Sakit bahkan teramat sakit. Mengapa harus seperti ini???  Tak terasa air matapun terjatuh dari kedua mata, yaaa aku menangis. Tahukah kau?? Aku sangat lemah, bahkan aku teramat lemah. Lantas aku mencoba menghubungimu, mencari jawaban atas pertanyaan yang terbesit di benakku. Namun hanya asa yang aku dapat, kau diam, tak memberiku sebuah jawaban apapun. aku pun mencari jawabannya dengan meminta jawaban kepada sang khaliq. Aku merasa jenuh dan aku mulai lelah mencari-cari, sampai pada suatu ketika aku mencoba melupakan.
   
Esok malam aku di kejutkan oleh sebuah pesan darimu, kau menjawabnya, dan aku mendapat jawaban darimu. Sebuah jawaban yang aku tunggu-tunggu.  kau pun berusaha menjelaskan tentang semuanya, dan aku mencoba memahami tentang hal ini. Namun mengapa terasa sulit untuk menerimanya???. Apa mungkin aku terlalu bodoh, atau aku yang terlalu mencintaimu. Entahlah..
    Kau berusaha menenangkanku dalam hal ini, begitu jelas semua ini. Aku bukan wanita yang cerdas, bukan wanita yang dialeksitas, bukan juga pandai memahami realitas. Aku hanya seorang wanita yang tercipta dari salah satu tulang rusukmu yang mempunyai ujung bengkok, yang belum mampu untuk lurus sepenuhnya. Aku ingin yang meluruskannya kelak adalah engkau, engkau yang kelak menjadi imamku, menjadi pemimpin dari sebuah keluarga kecil yang kita bangun kelak.  
    Aku tak pernah menginginkan apa-apa melainkan hati yang sedang ku jaga dan ku lindungi selalu baik-baik saja. Tahukah kau bahwa Sepatah tulang rusuk ini akan selalu menopang dan menyokong hati yang sedang di lindunginya. Dan tahukah kau , hati siapa yang akan selalu dilindungi, ditopang serta di sokong???. Itu hatimu.

Related Post



Posting Komentar